Rabu, 27 Maret 2013

Wanita Sempurna (katanya)

Bismillah..
Lagi pengeeen banget curhat, walau kejadiannya kemarin, memang harus seperti ini sepertinya, ambil jeda agar kata yang terucap bukan sumpah serapah penambah dosa :)

Icha punya kebiasaan jelek nongkrong di warung-warung sekitar sekolah, sekedar untuk mencari makan dan melihat-lihat suasana sekitar sekolah, mana tahu menambah sedikit ilmu tentang kehidupan, berharap sedikit bijak memandang diri sendiri dan siswa Icha.

Siang kemarin Icha ke warung kopi diseberang sekolah, mumpung juga isinya ibu-ibu.

Setelah memesan semangkok mie dan segelas teh panas, Icha diam dan duduk mendengarkan percakapan ibu-ibu itu, percakapan biasa, bagaimana kehidupan sehari-hari mereka, tentang tetangga dan suami-suami mereka. Hingga ada suatu perkataan yang membuat Icha tertegun dan merasakan sangat sakit mendengarnya.

"Ih kalau gue sih dikatain laki gue perempuan ga berguna, akan gue jawab, apaan yang ga berguna? Gue wanita sempurna, buktinya udah melahirkan dua anak lo."

Ketika mendengar itu Icha terdiam dan hampir menangis, menginjak bulan ketiga setelah pernikahan Icha tapi belum juga nampak tanda-tanda kehamilan, malah siklus Icha berubah jadi abnormal.

Ketika dirumah, mengulang kembali kejadian seharian kemarin, Icha tersadar, beberapa saat sebelumnya, si ibu ini bilang, "Anak gue aja gue pukulin setiap hari, ini lagi mau ngurusin anak die (baca: anak suaminya dari isteri sebelumnya)"

Dan seketika, batin Icha makin perih.

Duhai siapapun itu, diluar sana, yang dianugerahi kemudahan hidup oleh Allah, kenikmatan dunia oleh Allah, bijaklah melihat mereka yang ada diluarmu.

Tidak ada satupun wanita normal yang memesan lahir kedunia dengan kekurangan, entah itu belum hamil, atau entah itu ASI yang terhambat, entah itu keluarg yang begini begitu.

Demi Allah tidak ada. Tapi semua itulah kekuasaan Allah atas hambaNya. Sebijaknya bersyukurlah atas apa yang Allah anugerahkan padamu. Jaga baik-baik dan bersikap amanahlah terhadap seluruh anugerah Allah atasmu.

Kemarin dihibur sama mas dengan perkataan, sabar, toh mungkin pengetahuan dia akan kehidupan hanya sebatas itu, jangan bersedih atas ketidak tahuan orang.

Bukan mas, ini akumulasi, karena baik yang berpendidikan tinggi maupun rendah beberapa kali Icha temui berkata seperti ini.

Bagi mereka yang sudah mempunyai anak, sering melihat iba dan meremehkan yang belum juga dianugerahi anak.

Bagi mereka yang dimudahkan Allah untuk tidak bekerja diluar rumah, seringkali menganggap nista wanita yang sekalipun sudah seizin suami, bekerja diluar rumahnya.

Bagi mereka yang ditakdirkan Allah untuk lahir melalui operasi, seringkali dikomentari miring oleh orang-orang yang ditakdirkan oleh Allah lahir normal.

Bagi mereka yang tidak bisa memasak, seringkali dianggap bukan wanita oleh mereka yang bisa menyediakan makanan rumah bagi keluarganya.

Yang membuat Icha bingung adalah, mengapa nikmat yang Allah berikan kepada mereka, tidak bisa membuat merka bersyukur dan toleran kepada saudarinya?

Mengapa tidak bisa lisan dan ekspresi wajah mereka, mereka redam demi perasaan saudari mereka?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar