Rabu, 09 Januari 2013

Ketika Kami Berjauhan

Bismillah, sudah 2 pekan dan 4 hari berlalu, dan rasanya terlalu banyak hal yang ingin diceritakan.

Setelah seminggu pertama dipusingkan dengan mencari kontrakan, bingung mau tinggal didaerah mana yang adil,

maka Icha dan Mas memutuskan untuk kembali ke rencana awal, membeli rumah.

Tenyata, tidak semudah itu untuk main tunjuk mau tinggal dimana, secara kami bukan berasal dari keluarga kaya raya yang berkuasa (hiperbol dah).

Seminggu pertama tinggal dirumah mama, maka seminggu selanjutnya kami tinggal dirumah ibu.

Dan disinilah perburuan kami dimulai.

Mudah? Tidak, terlalu banyak yang harus didiskusikan. Sering kali Icha malah diam dan menarik diri karena apa yang mas mau tidak seperti yang Icha mau.

Dan akhirnya, kenyataan pahit harus kami sepakati, kami akan tetap beraktifitas sebegaimana sebelum kami menikah dan mas akan datang tiap akhir pekan. Huaaa, rasannya menyebalkan, saat - saat kemarin Mas selalu menyuntik Icha dengan obat sabar berdosis tinggi, awalnya Icha kira mudah, ternyata tidak.

Cengeng, itulah Icha sekarang, duh mas, pengen deh kamu benar-benar merasakan jauhnya kita sekarang, aku sampai pada kondisi hayuk aja disuruh ngajar dari jam 7 pagi sampai isya', terus tidur dan melakukan hal itu beulang kali hingga hari sabtu besok.

Maaaas, aku merindukan kamu, ahahaha, Icha sudah putus asa sepertinya, cuma berani curhat terbuka di blog

Tidak ada komentar:

Posting Komentar