Jumat, 01 Februari 2013

(Review) Novel Tokyo Zodiac Murder

 

Review kedua pagi ini.
Hal apa yang paling menyebalkan jika orang miskin seperti Icha pergi ke Gramedia?
Yup, bingung mau beli yang mana sementara kantong pas-pasan (walau sebenarnya yang keluar uang si Mas, ahahaha)

Novel ini, novel ketiga yang dibeliin Mas setelah kami menikah, seingat Icha, novel ini dibeli selama kami tinggal dirumah Ibu, Tangerang. Dan seingat Icha lagi, novel ini dibeli saat kami jalan - jalan ke Gramedia Lippo Karawaci.

Mulai ya?
Judul Buku :  Tokyo Zodiac Murder
Penulis :  Soji Shimada (Penulis Jepang)
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama (yeah, Gramedia lagi chuuuy)
Tahun Terbit :2012
Banyak Halaman: 1-354

Novel perdana dari soji Shimada. Bercerita tentang pembunuhan yang tidak terungkap selama 40 tahun, hingga akhirnya sampai pada seorang detektif swasta bernama Kiyoshi Mitarai yang ditemani oleh semacam "Watson"-nya Sherlock Holmes bernama Kazumi Ishioka mendapat sebuah surat pengakuan yang membuat kasus ini sedikit lebih terang.

Novel ini terdiri dari lima babak, menggunakan sudut pandang orang pertama (tapi yaaaa yang pernah baca sherlock holmes pasti taulah, sherlock holmes kan diceritain dengan sudut cerita Watson ya), jadi ini sudut pertama si tokoh pendamping yang jadi tokoh utama ya. hayooo bingung kan?

Sinopsis:
Sebuah pembunuhan terjadi di Tokyo pada tahun 1936, menewaskan seorang astrolog, sekaligus seorang seniman di studio halaman rumahnya, pembunuhan dalam ruang tertutup itu kemudian berkembang menjadi pembunuhan yang spesial pake telor karena ditemukan sebuah catatan untuk membuat sesosok tubuh manusia sempurna yang bernama AZOTH (A sampai Z, sempurna, perfect), tidak lama berselang terjadi serangkaian pembunuhan yang sesuai dengan catatan dari si seniman (Heikichi Umezawa), yang menewaskan 1 putri kandung, 3 putri tiri dan 2 orang ponakan perempuan dari Heikichi.

Penyidikan terhadap pembunuhan ini terhenti selama 40 tahun, hingga akhirnya tahun 1979, sebuah dokumen pengakuan dibawa oleh seorang perempuan ke kantor Kiyoshi Mitarai. Dan, seminggu kemudian semua misteri ini berhasil dipecahkan oleh Kiyoshi setelah bertaruh dengan kakak dari perempuan yang membawa dokumen tersebut.

Ceritanya lumayan bikin mikir, banyak tersangka yang kemudian hari muncul ke publik. Icha sendiri me-reka-reka siapa sih pembunuh sebanyak itu orang. Apa sebenarnya si Heikichi masih hidup dan melaksanakan keinginannya terhadap AZOTH.

Dan endingnya (walau ditengah cerita sudah diberi petunjuk siapa yang membunuh) benar-benar bikin eeeeh, walaaaaaah.

Dan walaupun demikian ketika petunjuk diberikan dihalaman 293 dan diperjelas di 299-301, icha tetap bingung dengan penjelasan di halaman 293 tadi, kalau penjelasan selanjutnya di 299-301, pembunuhnya sudah diungkap dengan gamblang siapa sebenarnya.


Dan untuk pertama kalinya Icha membaca Sherlock Holmes dianggap rendah di novel ini, ahahahaha'

Overall, Novel ini habis Icha baca dalam waktu 5 hari, apa sebab?
Urusan rumah tangga ternyata lumayan menyita waktu *tapi juga ternyata sangat menyamankan sisi kewanitaan Icha, mulai dari mengurus suami hingga printilannya*
Kegalauan awal ketika memilih novel ini dibanding novelnya Sherlock Holmes adalah, "Yakin ini lebih bagus ketimbang  Sherlock Holmes?"
Ternyata, ga mengecewakan.
Walau ternyata memang ya, yang namanya detektif itu pekerjaan otak dan otot yang tidak mudah dimengerti. Di novel ini tidak ada petunjuk yang bisa dibaca dengan jelas oleh pembaca tentang siapa pembunuhnya sampai adegan si detektif lari dari taman dan pergi begitu aja. Udah curiga tapi tidak terlalu ngeh sama pelakunya. Endingnya? Bikin Manggut-manggut *eurekaaaa, novel pertama yang bikin Icha manggut-manggut dan bilang hmmm,,, baiklaaah*


Kamu tahu?
Aku sangat mencintai novel detektif, seperti yang Icha bilang ke Mas, cuma ada 2 hal yang mampu mengalihkan pandangan Icha dari Mas, Kucing dan Novel Detektif

Jakarta, 1 Februari 2013
Ditulis: 29 Januari 2013 pagi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar