Kamis, 08 November 2012

Undangan Hunter Part 1

bismillah,,

judul yang lebay untuk 2 hari yang zuper.

Ketika masalah KUA selesai hari Selasa, 9 Oktober 2012 kemarin, mama-papa-ibu-para tante mulai mencereweti masalah undangan

kalo dipikir-pikir, dari lamaran tanggal 22 September kemarin ke nikahan nanti kita punya waktu 3 bulan pas. beeeuuuh, kebayang dunk ribetnya nyari WO, Catering, Souvenir, urus surat KUA, Gedung dll… masalah printilan kayak hantaran juga lumayan menguras pikiran (dan uang). Tapiiiiii, seorang Marrisa Syarif Tanjung dan Eka Dermawan ternyata punya hobi mengaretkan hampir semua urusan pernikahan. Ketika papa mulai misuh – misuh nyari gedung sana – sini, Icha dengan oonnya bilang, kecepetan pa. dan berakhir lah percakapn tersebut dengan sukses Icha diceramahi sana – sini.
Tanggal 7 Oktober, ketika keluarga Icha main ke rumah ka Eka, yang jadi trending topic adalah,

KUA udah siap cha?

Dan reaksi Icha, “hhhmmmm,, menurut jadwal (dadakan) Icha dan ka Eka, nanti aja akhir Oktober diurus”. daaaaaan, Icha + Ka Eka (yang lagi asik ngumpet di warung bapak) sukses diceramahin.

Hahaha, capeng macam apah kita berdua inih

Urus surat KUA ternyata gampang kok.

Karena Icha numpang nikah, maka, berikut ini adalah urutan kegiatan Icha sampai ketemu penghulu:

1. Minta surat pengantar dari RT untuk ke RW dan Kelurahan (Satu surat kok biasanya), jangan lupa siapkan uang secukupnya untuk KAS RT.
2. Setelah itu, kucluk-kucluk ke kantor seketariat RW untuk minta surat pengantar ke Kelurahan.

___dua proses diatas membuat Icha bolak-balik 3 kali, soalnya ternyata KK yang ada fotonya udah ga berlaku__

3. Jangan lupa bikin surat belum pernah menikah di RT atau RW (siapkan uang untuk KAS RW dan Materai 6000 satu lembar)

4. Ke Kelurahan (Jangan lupa bawa FC Kartu Keluarga, FC KTP pribadi dan ORTU), sekedar saran, nanti ini semua akan diambil sekalian surat keterangan belum pernah menikah, ketimbang di KUA nanti disuruh buat lagi, maka, FC lagi aja deh segerombolan surat – surat ini.

5. Ke KUA, bilang mau urus numpang nikah, (Icha masa’ kena 100rebu, padahal cuma untuk selembar piagam ketik. huaaaaaa TT–TT)

6. ke KUA tujuan kita akan menikah, biasanya dari sini akan diarahkan ke penghulu dan silahkan lakukan tawar – menawar dengan pak penghulunya. (Datang ke sini, MUSTI KUDU’, WAJIB calon suami a.k.a CAMI dan calon isteri a.k.a CANTIK eh salah CAIS, hahaha singkatan yang aneh)
okeh, kembali ke 2 hari belakangan ini, ketika semua sudah FIX, dari Gedung, Penghulu sama WO dan Catering, saatnya berburu undangan.

Sejak ketemu terakhir sama si mas (galau, kadang dipanggil Mas, Aa, Kakak, bahkan Agan Eka, halah) Icha udah cerewet minta si Mas teleponin  temannya yang buka usaha percetakan, dan baru terlaksana tanggal 16 kemarin, liat – liat contoh undangan, nego – nego via SMS, ternyata templatenya ga bisa diubah, udahlah Icha galau sangat dari tanggal 16 sampai tanggal 19 kemarin sibuk online cari percetakan yang oke tampilan dan harga. Tanya sana – sini, interogasi para alumni manten dan bakal calon manten. Hingga di Gugel, ketemu weddingku.com buka-buka ternyata ada pusat percetakan undangan di Tebet

Ditengah ke galauan parah (sungguh hiperbolis) kebetulan sahabatku, Dwi Septiana, menyapa Icha di WA, daaaaaan, jadilah Dwi tumbal nemenin Icha ke Tebet.


Jumat, 19  Oktober 2012
Jam 10.30

Selesai Binroh di Kantor KASI Jatinegara, meluncur ke kampus tercinta, UNJ dihati, ambil toga dan janjian pergi ke Tebet sama Dwi.

Ternyata urusan wisuda ga segampang itu, baru jam setengah 3 semua urusan kampus selesai. Jam 15.30 sampai di Pasar Tebet, sungguh, undangan disana bikin kalap ngeliatnya, bagus – bagus, unyu – unyu, tapi sadar, dari awal udah diwanti – wanti sama si mas, mama, umi, dan ibu
“undangan sepantesnya aja, jangan mahal – mahal, kan undangan akan dikasih ke orang, mending disimpan, palingan langsung dibuang”

Hiks, dan ternyata memang susah mencari undangan dengan syarat pantes dengan harga murah. Sempat mampir – mapir ke beberapa toko, tapi jadi ciut sendiri dengar harganya. Dari rumah udah sangat berniat undangan ga boleh lebih dari 2500/pcs. ternyata yang harganya segitu biasa banget undangannya.

(agak) putus asa, Icha dan Dwi, duduk minum di halte depan Pasar Tebet, muka Icha udah dilekuk-lekuk. Mana si Mas juga susah dihubungi, ditelepon ga diangkat, disms ga di jawab, hadaaaaaaaaaaaah.  Memutuskan pulang setelah 30 menit disana.

Mampir shalat di Masjid Nurul Iman, Cipinang Elok, ngobrol – ngobrol sebentar, dan mengantar Dwi pulang. Kegalauan masih tetap mencengkram, halaaaaaaaaaaaaaah




Tidak ada komentar:

Posting Komentar